TUGAS MAKALAH
“ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN
ANTARIKSA”
STRUKTUR BUMI
(BENTUK DAN UKURAN BUMI, INTERIOR BUMI, LITOSFER DAN LEMPENG TEKTONIK)
DOSEN PENGAMPU : Dr. H. A miruddin Hatibe, M.Si
DISUSUN
OLEH:
Jalmi kinasih
A 202
14 034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SAINS PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayahNya kepada penulis sehingga makalah ini dapat selesai pada
waktunya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Amiruddin
Hatibe, M.Si yang telah membimbing
penulis demi terselesainya makalah ini.
Makalah ini memuat tentang ilmu pengetahuan bumi dan antariksa. Penulis mengharapkan makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat
diterima pembaca dengan senang hati. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan sehingga penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan Terimakasih kepada semua pihak yang sudah
membantu penyelesaian makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Palu , 2 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................... ...... 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Bentuk dan ukuran
Bumi .................................................................................. 3
2.2 Interior Bumi........................................................................................................ 4
2.3 Litosfer dan Lempeng Tektonik ....................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................... 11
B. saran........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang Masalah
Bumi adalah planet tempat
tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk
hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk
bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan
bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam
sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut
air laut.
Berdasarkan Theory Big Bang,
proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada
awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu
lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk
sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk
planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet
bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang
ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1.
Awalnya,
bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
2.
Pembentukan
perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3.
Bumi terbagi
menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar,
dan kerak bumi.
b.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
bentuk dan ukuran bumi?
2.
Bagaimanakah interior bumi?
3.
Apa itu litosfer dan lempeng tektonik?
c.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui bentuk dan ukuran bumi
2.
Untuk mengetahui interior bumi
3.
Untuk mengetahui apa itu litosfer dan lempeng
tektonik
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Bentuk
dan Ukuran Bumi
Bentuk
planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi,
menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter
dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km,
atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan
sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota
Paris, Perancis.
Massa bumi adalah 5.98 x 1024 dan volumenya
1,08x1021 m3, oleh karena itu massa jenis bumi adalah
5500 kg/m3. Jarak aphelium bumi adalah
152.086.000 km, sedangkan jarak periheliumnya adalah 147 097
000 km. Jarak rata-rata bumi ke matahari adalah 149.098.000 km. Jarak rata-rata
ini didefinisikan sebagai 1AU ( AU= Astronomical Unit = Satuan Astronomi )
Massa bumi sangat besar yaitu,5,98x1024 kg. Gaya
gravitasi bumi juga sangat besar. Oleh karena itu benda-benda yang ada
dipermukaan bumi akan merasakan gaya tariknya. Bumi memiliki gaya tarik yang
disebut gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2. Terbukti
benda yang dilepas dari ketinggian tertentu akan jatuh menuju pusat bumi.
Jatuhnya meteor merupakan salah satu bukti bahwa benda
angkasa juga ditarik oleh bumi.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi
yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan
Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi
kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti
yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai
bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dan sebagainya. Adanya bentukan-bentukan tersebut,
menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut
dikenal sebagai relief Bumi.
2. Interior Bumi
Susunan
interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika bumi (geofisika).
Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti
misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang
(seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para ahli
geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran
gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan
arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik.
Metoda
seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat
rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang
seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal
dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis
gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya.
Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan
gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat
rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis
material dari interior bumi.
Inti dalam merupakan 1,7% masa bumi; kedalaman 5.150-6.370 kilometer
(3.219 - 3.981 mil). Inti dalam padat, terlepas dari mantel, melayang di
dalam inti luar yang melebur. Di percaya merupakan bagian padat akibat tekanan
dan pendinginan.
Inti luar merupakan 30,8% masa bumi; kedalaman 2.890-5.150 kilometer
(1.806 - 3.219 mil). Inti luar panas, merupakan fluida konduktif serta
terjadi gerakan konveksi. Perpaduan lapisan konduktif dan rotasi bumi
menghasilkan efek dinamo yang memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti
luar juga bertanggung jawab untuk menghaluskan lonjakan rotasi bumi.
Mantel bawah terdiri dari 49,2% masa bumi; kedalaman 650-2.890
kilometer (406 -1.806 mil). Mantel bawah mengandung 72,9% masa mantel-kerak dan
komposisinya sebagian besar silikon, magnesium,gan oksigen. Mungkin juga
mengandung besi, kalsium, dan aluminium.
Daerah Transisi adalah 7,5% dari masa bumi; kedalaman 400-650 kilometer
(250-406 mil). Daerah Transisi atau mesosphere ,kadang-kadan disebut juga fertile
layer, mengandung 11,1% masa mantel-kerak, sumber magma basaltik. Daerah
Transisi juga mengandung kalsium, aluminum, dan garnet, yaitu mineral kompleks
aluminum-bearing silikat. Adanya garnet pada lapisan ini menyebabkan mudah
padat jika dingin dan mengapung jika meleleh karena panas. Bagian yang
meleleh bisa naik ke lapisan lebih tinggi sebagai magma.
Mantel Atas merupakan 10,3% dari masa bumi; kedalaman 10-400 kilometer
(6 - 250 mil). Mantel atas mengandung 15,3% masa mantel-kerak. Fragmen dari
lapisan ini pernah diamati pada sabuk pegunungan yang tererosi dan pada letusan
gunung api. Olivine (Mg,Fe)2SiO4 dan pyroxene (Mg,Fe)SiO3 adalah mineral utama
yang ditemukan disini. Bagian atas Mantel Atas disebut asthenosphere.
Kerak Samudra merupakan 0,099% of dari masa bumi; Kedalaman 0-10
kilometer (0 - 6 mil). Lempeng samudra mengandung 0,147% masa mantel-kerak.
Sebagian besar kerak bumi terbentuk melalui aktivitas vulkanik.Sistem Punggung
Samudra (oceanic ridge system), yaitu sebuah jaringan gunung api
selebar 40.000-kilometer (25.000 mil) , membentuk kerak samudra baru
dengan kecepatan 17 km3 per tahun, menutupi lantai samudra dengan
basalt. Hawaii dan Iceland adalah contoh akumulasi onggokan basalt.
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50 kilometer
(0 - 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa mantel-kerak. Lapisan ini
adalah bagian terluar dari bumi dan berupa batuan crystalline.Terdiri dari
mineral berdensitas rendah didominasi oleh kwarsa (SiO2) dan feldspars
(metal-poor silicates). Kerak bumi (Kerak samudra dan benua) adalah permukaan
bumi;yang merupakan bagian terdingin dari planet ini. Karena batuan dingin
mengalami deformasi secara perlahan, kita menyebut lapisan ini sebagai
lithosphere (lapisan yang kuat).
3. Lithosfer dan Lempeng tektonik
1.
Lithosfer
Lithosfer berasal
dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer
adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan
padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan
selubung, yang tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng
yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran benua.
Penyusun utama
lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral sejenis
atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau
padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan
cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak
bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Lithosfer memegang
peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk apabila
batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses
fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian
ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang
kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan
sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud
aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di
permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber
makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan
terdeposit di dasar laut.
Lithosfer terdiri
dari dua bagian utama, yaitu :
a.
Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang
tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan
Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini
antara lain terdapat batuan sedimen,
granit andesit jenis-jenis batuan
metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.Lapisan sial
dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata
35km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a)
Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri
dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya.
Kerak ini yang merupakan benua.
b)
Kerak samudera, merupakan benda padat yang
terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya
batuan batuan
vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro
dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
b. Lapisan
sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam
logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan
merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
2. Lempeng
tektonik
Teori Tektonika Lempeng
(Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan
terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori
Pergeseran Benua
yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun
1960-an.
Bagian terluar dari
interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel
bumi yang kaku dan
padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa
mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis
yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam
lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.
Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan
atau benturan yang cukup keras. Penyebab utama bencana dan kerusakan terhadap
lingkungan hidup adalah gaya inersia yang ditimbulkan oleh goncangan gempa dan
berakibat merobohkan bangunan-bangunan yang tidak didesain tahan gempa.
Sementara penyebab ikutan gempa berupa:Tsunami yang menghancurkan dan menghanyutkan bangunan-bangunan ringan di
desa-desa atau dusun-dusun di tepi pantai.
Berdasarkan jenis
kerusakan akibat gempa bumi, yang paling banyak menimbulkan korban jiwa
adalah tsunami dan gaya-gaya inersia yang ditimbulkan oleh gempa bumi.
Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka untuk menanggulangi
bencana akibat gempa bumi dan bencana ikutannya, perlu disusun suatu
petunjuk teknik penanggulangan bencana gempa di Indonesia. Tercakup di dalamnya
pengkajian ulang terhadap Peta Zona Gempa yang telah digunakan oleh
berbagai instansi di Indonesia untuk keperluan perancangan infra struktur
tahan gempa.
Lapisan litosfer dibagi
menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh
lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng
litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan
yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah
sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan
50-100 mm/a
a. Batas
Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng
tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas
divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara
kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu
contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di
sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua
Amerika.
b. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua
lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi yang mengakibatkan keduanya
bergerak saling menumpu satu sama lain. Wilayah dimana suatu lempeng samudra
terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones). Di zona
inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenhes) juga terbentuk di wilayah ini.
c. Batas Transfrom
Terjadi apabila dua lempeng
tektonik bergerak saling menggelangsar, yaitu bergerak sejajar namun berlawanan
arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transfrom
umumnya berada didasar laut, namun ada juga yang berada didaratan, salah
satunya adalah Sesar San Andreas di California, USA. Sesar ini meruppakan pertemuan antara
Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke Tenggara, degan lempeng Pasifik yang
bergerak ke arah barat laut.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Bentuk
planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Massa bumi sangat besar yaitu,5,98x1024
kg. Gaya gravitasi bumi juga sangat besar. Oleh karena itu benda-benda yang ada
dipermukaan bumi akan merasakan gaya tariknya. Bumi memiliki gaya tarik yang
disebut gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2.
Terbukti benda yang dilepas dari ketinggian tertentu akan jatuh menuju pusat
bumi. Jatuhnya meteor merupakan salah satu
bukti bahwa benda angkasa juga ditarik oleh bumi.
Susunan
interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika bumi
(geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi
mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi),
kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika
lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para ahli geofisika mempelajari
susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya
tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat
menghantarkan gelombang seismik.
Lithosfer berasal dari bahasa yunani
yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan. Lithosfer
merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi
paling luar yang berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua
lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100
km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt
menimbulkan persegeran benua.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara
lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini
masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis
batas lempeng tersebut adalah:
1.
Batas
transform (transform boundaries).
2.
Batas
divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries)
3.
Batas
konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries)
2. Saran
Kiranya kita selaku penghuni
bumi ini harus menjaga serata melestarikan bumi ini karena dengan semakin lama
kita menjaga bumi ini maka semakin lama juga kita akan tinggal di bumi ini
Komentar
Posting Komentar